PEMBELAJARAN BERORIENTASI KETRAMPILAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI (HOTS)
1. Apa itu sebenarnya Konsep Berpikir Tingkat
Tinggi?
Menurut beberapa ahli,
definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987)
adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk
menggaris bawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi
Bloom.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa
umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat
kondisi.
a. Sebuah
situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik
dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
b. Kecerdasan
yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan
kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari
lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.
c. Pemahaman
pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral
menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
d. eterampilan
berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian.
1. Keterampilan
tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat
(remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying),
2. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing),
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Aspek ketrampilan berpikir tingkat tinggi itu di tandai
dengan adanya :
a. proses
tranfer of knowledge
b. creative
atau critical thinking
c. problem
solving
2. Desain Pembelajaran Berorientasi Ketrampilan
Tingkat Tinggi
Pembelajaran
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS, peran guru
tidak banyak menerangkan, sebaliknya guru banyak melakukan stimulasi pertanyaan
untuk mendorong memunculkanya pikiran-pikiran orsinil peserta didik, pertanyaan-pertanyaan tersebut
mencakup:
Pertanyaan untuk memfokuskan perhatian atau kajian untuk
diperdalam.
1. Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik berpikir menemukan alasan atau mengambil posisi
pendapat.
2. Pertanyaan
untuk mengklarifikasi suatu konsep dengan arah bisa merumuskan definisi yang
jelas lewat memperbandingkan, menghubungkan dan mencari perbedaan atas konsep-konsep yang ada.
3. Pertanyaan
untuk mendorong munculnya gagasan-gagasan yang kreatif dan alternative lewat
imajinasi.
4. Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik mencari data dan fakta pendukung serta
bukti-bukti untuk mengambil keputusan atau posisi.
5. Pertanyaan
untuk mendorong peserta didik mengembangkan pikiran lebih jauh dan lebih
mendalam, dengan mencoba mengaplikasikan sesuatu informasi pada berbagai kasus
dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga memiliki lebih banyak argumentasi.
6. Pertanyaan
untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasikan aturan atau teori yang lebih umum
pada kasus yang tengah dikaji.
Secara umum
pertanyaan ini dibagi atas 4 bagian yaitu :
1. Pertanyaan
Inferensial.
Pertanyaan yang
segera dijawab setelah peserta didik melakukan pengamatan maupun pengkajian
atas bahan yang diberikan oleh guru. Bahan informasi tersebut bias berupa
potret, gambar, tulisan singkat, sanjak, berita, dan sebagainya. Pertanyaan ini
bertujuan mengungkap apa yang dilihat atau didapati dan apa yang difahami oleh
peserta didik setelah mengamati atau membaca bahan yang disajikan oleh guru.
Seperti:
·
Apa yang anda temukan ?
·
Apa yang anda ketahui dengan … Ini?
·
Bagaimana pendapat anda?
·
Adakah saudara menemukan kelebihan atau
kelemahan apa yang anda baca?
·
Bagaimana sikap anda dengan makna yang saudara
peroleh …
Pertanyaan
inferensial ini mencakup pula pertanyaan:
·
Membangkitkan perhatian atau minat, contohnya,
Siapakah orang paling hebat di Indonsia?
Bagaimana proses kehidupannya?
·
Diagnose atau checking, contohnya, Apa yang Anda
ketahui dengan korupsi?
·
Mengingat spesifik informasi dari suatu
peristiwa, contohnya, Kapan terjadi tsunami di aceh? Berapa kurban nyawa akibat
gempa tersebut?
·
Manajerial, contohnya, Bagaimana cara menegakan
disiplin di sekolah?
2. Pertanyaan
pertanyaan interpretasi.
Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik berkaitan dengan
informasi yang tidak lengkap, atau tidak ada dalam bahan yang disajikan oleh
guru, dan para peserta didik mesti bisa
memberikan makna. Pertanyaan ini ditujukan agar para peserta didik bisa
memberikan makna suatu konswensi dari suatu gejala atau sebab yang ada.
Seperti,
·
Mengapa saudara memiliki pendapat itu?,
·
Apa penyebab kegagalan dari upaya untuk ...?
·
Apa penyebab banjir besar hang terjadi di …?
Pertanyaan interptretasi
mencakup pula,
§ Mendorong
proses berpikir, contohnya, Apa yang saudara ketahui dengan vandalisme? Apa
penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
·
Struktur dan mengarahkan learning, contohnya,
Ada beberapa bentuk korupsi:
terpaksa, tamak, dan dirancang secara
berjamaah? Bentuk mana yang paling berbahaya?
·
Membangkitkan sikap emosi, contohnya, Bagaimana
seandainya saudara menjadi orang miskin yang ditolak berobat di rumah sakit,
karena tidak mampu membayar?
·
Mendalami masalah, contohnya, Apa kesimpulan
sauadara setelah melihat film tersebut? Bagaimana dengan karakter pemainnya?
·
Interpretasi, apa akibat yang terjadi,
contohnya, Setelah membaca trilogi Andra Herata, kira-kira apa novel keempat?
3. Pertanyaan
pertanyaan transfer.
Apabila dua macam pertanyaan sebelumnya merupakan upaya untuk mendalami
masalah atau hakekat sesuatu, pertanyaan transfer merupakan upaya untuk
memperluas wawasan atau bersifat horizontal. Seperti:
·
Apakah perbedaan teori … dengan teori …?
·
Bisakah saudara menjelaskan lebih detail jawaban
saudara?
·
Apabila didetailkan ada berapa macam gagasan
saudara ini?
·
Bagaimana, apabila jawaban saudara dipisah
antara yang negatif dan positif?
Pertanyaan transfer
mencakup pula, mengaplikasikan ilmu pada kasus yang lain.
·
Bagaimana kalau teori ini diterapkan pada kasus
…?
·
Apakah mungkin apabila hal tsb dilaksanakan di …?
·
Adakah kemungkinan lain dari upaya untuk …?
4. Pertanyaan pertanyaan hipotetik (Pertanyaan tentang hipotesis,
generalisasi, dan kesimpulan).
Pertanyaan hipotesis memiliki arah untuk mendorong peserta didik
melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi
dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi. Sudah barang tentu hipotesis
dan kesimpulan ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau
informasi yang telah dimiliki dan/atau data yang sengaja telah diperoleh karena
untuk mengkaji permasalahan tersebut
lebih jauh. Seperti,
·
Apa yang terjadi manakala cuaca panas dingin
berubah cepat silih berganti?
·
Bagaimana hasilnya kalua orang tidur diatas
banyak paku dan bagaimana pula kalau tidur diatas dua atau tiga paku?
·
Bagaimana seandainya, kebijakan kendaraan genap
ganjil yang dijalankan di Jakarta dilaksanakan di kota saudara.Adaah yang perlu
direvisi atau dikembangkan?
Bagaimanakah kalau suporter yang melakukan kekerasan kesebelasannya dibekukan
dilarang bertanding?
·
Pertanyaan Hipotetik mencakup pula,
Pertanyaan mempertanyakan sebab akibat,
contohnya, apa yang akan terjadi apabila minyak bumi habis?
Pertanyaan reflektif, mempertanyakan kebenaran,
contohnya,
·
bagaimana saudara tahu kalau yang disajikan di
tayangan infonet itu benar?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proeses
pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
1.
Memberikan penjelasan singkat.
2.
Biasakan memberikan jawaban atas pertanyaan
peserta didik dengan pertanyaan yang mendorong peserta didik untuk
berpikir.
3.
Setiap satuan pembelajaran diawali dengan
masalah di akhiri dengan rumusan pemecahan masalah.
4.
Membawa para peserta didik pada realitas yang
ada di masyarakat.
5.
Mendorong para peserta didik untuk mengungkap
pengetahuan yang telah dikuasai yang penting untuk memecahkan masalah yang
dihadapi saat ini.
6.
Memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menemukan permasalahan secara mandiri.
7.
Memberikan kesempatan para peserta didik untuk
merumuskan permasalahan.
8.
Mendorong para peserta didik melihat
permasalahan dari bebagai aspek.
9.
Memberikan kesempatan para peserta didik untuk
menganalisis informasi dan data yang telah dimiliki.
10.
Mendorong para peserta didik untuk mencari
informasi dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
11.
Mendorong para peserta didik mengembangkan
berbagai alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi.
12.
Mendorong para peserta didik untuk mengevaluasi
berbagai alternatif dan menentukan alternatif yang tebaik.
13.
Memberikan kesempatan para peserta didik untuk
merumuskan solusi.
14.
Mendorong para peserta didik untuk menyusun MIND
MAPPING (sistematika pengetahuan dalam otaknya dalam gambar, diagram, simbol,
persamaan) dari apa yang baru saja
dipelajari.
Guru senantiasa membina komunikasi yang efektif agar para peserta didik
bisa melaksanakan perannya dalam pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterlibatan guru dalam proses
pembelajaran menjadi sangat penting dalam menghasilkan peserta didik pintar.
Peran guru dalam proses
pembelajaran adalah :
1. Mempersiapkan Pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
a.
Guru merencanakan cara-cara agar setiap peserta
didik aktif partisipatif dalam pembelajaran.
b.
Menyusun skenario pelaksanaan inquiry dengan mempersiapkan pokok bahasan yang akan dikaji .
c.
Mempersiapkan
bahan-bahan bahan materi yang diperlukan
dalam investiogasi dan diskusi
d.
Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mendalami diskusi dan mengembangkan
critical thinking
e.
Mencari dan mempersiapkan bahan untuk
menstimulir pemikiran peserta didik
mengawali pembelajaran
f.
Memiliki ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku
kebiasaan serta pola pikir yang
diperlukan dalam pembelajaran HOTS.
g.
Menguasai tehnik
dan merencanakan cara cara untuk mendorong peserta didik berpartisipasi
dan memiliki tanggung jawab dalam pembelajaran.
h.
Memastikan pembelajaran fokus pada tujuan yang
akan dicapai.
i.
Antisipasi antisipasi munculnya pertanyaan dan
saran yang tidak diduga atau diharapkan.
j.
Mempersiapkan lingkungan kelas dengan perlatan,
bahan-bahan, dan sumber sumber yang diperlukan guna belangsungnya pembelajaran
2. Memfasilitasi Kegiatan Pembelajaran, antara lain:
a. Mempersiapkan kerangka pembelajaran dalam bentuk
catatan harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan. Juga dirumuskan penekanan
kompetensi yang dikembangkan dan model serta pengembangan kebiasaan perilaku
dan pola pikir peserta didik.
b.
Menciptakan suasana kelas yan bebas, nyaman dan mnyenangkan untuk aktivitas berpikir
c.
Memberikan pedoman sesuai dengan bahan atau pokok yang akan dikaji
d.
Memahami bahwa mengajar merupakan bagian
kesatuan dalam proses pembelajaran.
e.
Mengajukan pertanyaan pertanyaan untuk
mendorong berpikir mulai pertanyaan inferensial, peranyaan
interpretatif, pertanyaan transfer dan pertanyaan hipotetik, sebagai sarana mengantarkan
peserta didik dalam proses pembelajarn.
f.
Menghargai dan mendorong munculnya tanggapan dan
manakala tanggapan kurang tepat atau
adalah kesalahan konsep, guru membawa
peserta didik melakukan eksplorasi secara
efektif untuk menemukan mengapa terjadi
kesalahan konsepsi dan menemukan konsep yang benar. Dengan demikian peserta
didik akan memiliki cara cara untuk melakuakn sesuatu lebih benar.
g.
Menghilangkan hambatan pembelajaran dan apa bila
diperlukan memberikan petunjuk kepada peserta didik.
h.
Melakukan asesmen perkembangan peserta didik dan
memberikan fasilitas dalam pembelajaran.
i.
Mengkontrol kelas meski secara tidak langsung
j.
Memonitor
kegiatan peserta didik .