IMPLEMENTASI METODE “COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Sukrianto Rauf
ABSTRACT
Fakta membuktikan bahwa guru merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha meningkatan mutu pendidikan. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berakibat terhadap guru-guru termasuk yang mengampu pelajaran bahasa Inggris disekolah. Perubahan-perubahan yang menjadi akibat pembaharuan kurikulum, penggunaan media pembelajaran baru, metoda belajar dan proses belajar mengajar baru yang disarankan dalam kurikulum itu memerlukan penyesuaian yang up to date, baik dalam hal materi pengajaran, metode dan teknik mengajar, maupun sikap mengajarnya yang berbasis pada konstruktivisme dan behaviorisme. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (a) Apakah Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris?” Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditempuh dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara peneliti memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan melalui metode Cooperative Integrated Reading Composisition. Melalui model pembelajaran ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sehingga diharapkan model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran CIRC
A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas proses belajar mengajar, yang pelaksanaannya melibatkan guru dan siswa. Guru sebagai perencana dan pengelola pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi tujuan pengajaran, materi, metode, waktu yang digunakan, sumber, sarana dan prasarana serta alat evaluasinya. Di pihak lain, kemampuan siswa dalam proses pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius, karena dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar sesuai dengan harapan dan kriteria yang telah ditetapkan.
Melalui proses pembelajaran siswa bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan yang diberikan, tetapi mampu mencapai sasaran mutu pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu diusahakan agar proses pembelajaran sepenuhnya dapat menempatkan siswa terlibat dalam belajar, sehingga diharapkan siswa mempunyai berbagai gagasan dan inisiatif dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa di kelas merupakan tanggung jawab guru. Dan guru juga bertugas sebagai fasilitator untuk menciptakan lingkungan belajar agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Lingkungan belajar yang efektif membantu siswa mencapai kesuksesan belajar yang ditandai dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Namun kondisi siswa di kelas sangat beragam sehingga guru mengalami kesulitan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, oleh karena itu guru perlu mengupayakan pembaharuan dalam pengelolaan kelas.
Dalam proses belajar mengajar guru hendaklah mempunyai kesiapan mengajar dengan baik termasuk penguasaan materi dan juga perlu mempertimbangkan penggunaan fasilitas yang digunakan sebagai perangkat pembelajaran sesuai dengan pembelajarannya, sehingga siswa dalam kelas benar-benar beraktivitas dan hasil belajarnya pun akan meningkat. Salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Metode pembelajaran ini merupakan suatu metode yang dapat menciptakan peran aktif siswa, melatih siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain dan menghargai pendapat orang lain juga dapat menentukan bagaimana metode belajar yang baik.
B. PERMASALAHAN
Yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah ”Apakah Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris?”
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition.
D. MANFAAT TULISAN
Hasil pembahasan dalam tulisan ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris khususnya dalam penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition .
E. KAJIAN TEORITIS
1 Hakikat Hasil Belajar
Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan siswa di sekolah menghasilkan perubahan -perubahan di pihak siswa, yang sebelumnya belum pernah dimiliki, dan kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah menerima pengalaman belajarnya berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut hasil belajar. Selain itu kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar perubahan tingkah laku dalam perbuatan, reaksi, sikap, serta penambahan pengetahuan sebagai produk dari hasil belajar. Bloom dalam Silverius (1991:15) menjelaskan, terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai tiga ciri pokok yaitu : (1) tingkah laku tersebut berupa kemampuan aktual, (2) kemampuan itu barlaku dalam waktu yang relatif lama, dan (3) kemampuan baru diperoleh melalui usaha. Hasil belajar merupakan kapasitas yang terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu. Dalam pengertian ini, hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Atau dengan kata lain hasil belajar siswa diperoleh dari proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa dapat mengukur tinggi rendahnya kemampuan belajarnya yang ditunjukkan adanya perubahan perilaku pada seseorang sebagai hasil pengalamannya. Hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan tingkah laku sebagai bukti hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu.
Gagne dalam Djiwandono (1989:13) membagi hasil belajar siswa dalam lima kelompok kemampuan yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Kelima kemampuan tersebut di atas.yakni: (1) informasi verbal; yaitu kemampuan mendeskripsikan sesuatu dalam bentuk kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (2) keterampilan intelektual yang berhubungan dengan pengetahuan prosedur yang mencakup belajar konsep, prinsip, diskriminasi, dan pemecahan masalah, (3) strategi kognitif, yaitu kemampuan memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berpikir. (4) keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot, (5) sikap, yaitu sesuatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor internal. Menurut Bloom dalam Silverius (1991:19) berdasarkan kemampuan yang diperoleh siswa, hasil belajar dibedakan menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotorik. Kawasan Kognitif meliputi hasil belajar yang berkenaan dengan ingatan atau pengenalan tentang pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual serta keterampilan berpikir. Kawasan afektif hasil belajar yang menggambarkan tentang perubahan minat, sikap, nilai, dan pengembangan apresiasi dan kemampuan penyesuaian diri. Sedangkan kawasan psikomotorik adalah hasil belajar yang menyangkut keterampilan gerak menggerakkan.
Dengan demikian hasil belajar merupakan perolehan dari suatu kegiatan belajar berupa kemampuan-kemampuan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku dapat diperlihatkan dalam bentuk tampilnya reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan pengetahuan.
Hasil belajar dalam bahasa Inggris dibagi dalam 4 kemampuan yaitu :
1. Speaking Skill
Dalam Speaking skill teknik berbicara yang dipelajari berupa pengucapan kata-kata yang berbahasa inggris, selain itu dengan Speaking Skill merupakan English aktif artinya kita bisa berbicara bahasa Inggris.
2. Reading Skill
Dalam reading skill kita juga mempelajari bagaimana membaca kata-kata dalam bahasa inggris serta memperbanyaki kosa kata bahasa Inggris (Vocabulary). dalam reading skill ada tekniknya yaitu membaca cepat atau scaning, artinya kita membaca bahasa inggris secara menyeluruh dalam waktu yang singkat dan membaca point dari setiap bacaan tersebut. Reading skill kita bisa mengetahui tentang Main idea, topic dari sebuah bacaan berbahasa Inggris dan juga kalimat pendukung tulisan tersebut.
3. Listening Skill
Listening Skill merupakan kemampuan bahasa inggris dalam mendengar seseorang yang berbicara lalu menjadikan kita akan pengucapan kata tersebut, pada umumnya jika kita berasal dari negara asia tenggara bahasa inggrisnya lebih mudah untuk di dengarkan karena logat atau cara berbicaranya sama seperti bahasa kita dalam pengucapannya. untuk belajar bahasa inggris dalam bidang listening skill perbanyaklah mendengarkan lagu atau film yang berbahasa inggris lalu simaklah kata demi kata sehingga kita bisa mengetahui bagaimana mengucapkan yang benar.
4. Writing Skill
Dalam writing skill merupakan kemampuan yang lumayan rumit karena dalam menulis bahasa inggris kita harus tahu grammar dan susunan kata tersebut juka salah menuliskan grammar atau lain sebagainya maka makna yang terkandung akan beda nantinya, dalam writing skill ada yang namanya tenses yaitu susunan kata yang sesuai dengan waktu kejadiannya seperti (Present tense, present continuous tense, past tense, past continuous tense, present past tense dan juga modal dan lain sebagainya) untuk bisa menulis bahasa inggris kita harus menguasai semua tenses tersebut sehingga untuk kedepannya kita menjadi lebih baik lagi.
2 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif.
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative Learning) adalah merupakan suatu model pengajaran dimanan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Selanjutnya Nur menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran, dimana seseorang dalam belajar harus memiliki partner belajar yang memiliki tanggungjawab terhadap tiap siswa lainnya dalam kelompoknya.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil yang merupakan tempat siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai kepada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Didalam pembelajaran kooperatif siswa belajar besama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Hal ini bermaksud melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.
2.2 Tujuan Hasil Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa, hal ini senada dengan teori Vygotsky dalam Wartono dan Kuswanto dkk, (2004: 18) yaitu tentang penekanan pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya mencul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada hasil belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol dalam secara akademik. Robert Slavin dalam Wartono dan Kuswanto, dkk (2004:19) dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan pembelajaran kooperatif.
Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun siswa kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat secara budaya semakin beragam.
2.3 Metode Cooperative Integrated Reading and Composition
Slavin (2008:201) mengemukakan salah satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja didalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan dan ejaan.
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
5. Guru membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan:
Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.
H. PEMBAHASAN
Dari hasil yang peneliti lakukan ternyata dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat memberikan manfaat bagi guru dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris, sebab dengan pendekatan pembelajaran ini guru dalam proses belajar mengajar hanya sebagai pengarah, bukan pengajar sehingga diharapkan bisa membangkitkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus diperoleh data sebagai berikut:
Berdasarkan observasi awal pada kegiatan belajar mengajar di siklus 1, hasil evaluasinya belum menunjukkan ketuntasan belajar, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Pada pendahuluan, guru tidak menjelaskan adanya keterkaitan materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan sebagai bahan apersepsi sehingga siswa kurang memahami keterkaitan antara materi tersebut.
b. Pelaksanaan pembelajaran metode Cooperative Integrated Reading and Composition dikelas pada mata pelajaran bahasa Inggris, masih lebih banyak didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata
c. Sebahagian siswa belum mampu berpartsipasi aktif dalam proses KBM
d. Bimbingan guru kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar belum optimal, baik bimbingan secara individu maupun keseluruhan
e. Teknik bertanya belum efektif, sehingga lebih banyak mengundang jawaban yang tidak diharapkan
Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas, maka pada siklus 2 diadakan perbaikan-perbaikan melalui penyusunan desain pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pada pendahuluan, melalui apersepsi guru menjelaskan keterkaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga dengan sendirinya siswa akan mengetahui gambaran tentang materi yang akan dibahas nanti
b. Diusahakan dalam kegiatan kelompok anggota kelompok harus aktif, dan diusahakan siswa dapat bekerja sama, toleransi dan berkomunkasi dalam proses pembelajaran.
c. Guru harus memberikan motivasi kepada siswa yang masih merasa kaku dalam proses pembelajaran
d. Siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata diberikan motivasi untuk membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar sehingga dominasi siswa lain terhadap siswa lainnya semakin berkurang.
Selain perubahan-perubahan di atas, hal yang perlu mendapat perhatian dari guru adalah sebagai berikut: Pendekatan dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan kondisi materi yang ada. Manfaat lain yang diperoleh siswa dengan cara menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition yakni siswa telah menyadari diberikan kesempatan yang seluas-luasnya mencari dan menemukan hal-hal yang perlu dikuasai dalam kaitannya dengan materi yang disampaikan guru
Hal-hal tersebut merupakan efek langsung dari pengaruh diterapkannya metode Cooperative Integrated Reading and Composition pada mata pelajaran Bahasa Inggris, yang biasnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan gambaran data dan pembahasan sebagaimana diuraikan di atas dan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa ” Jika dalam pembelajaran menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris akan meningkat”. telah teruji dan terterima.
I. KESIMPULAN
Dengan memperhatikan prosedur dan hasil penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dalam proses belajar mengajar sesuai dengan penelitian tindakan kelas pada kelas VII telah menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal yang cukup signifikan yaitu secara klasikal
2. Penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition ini harus disesuaikan dengan materi yang akan dibahas, karena strategi ini lebih mengutamakan kemampuan siswa dalam memahami materi setelah bekerja secara kelompok.
J. SARAN
1. Pelaksanaan penelitian tindakan seperti ini diharapkan untuk diterapkan oleh guru mata pelajaran. karena hal ini merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
2. Dengan penelitian ini diharapkan secara obyektif dan lebih terbuka menerima perbaikan-perbaikan guna peningkatan tindakan kelas berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar.1983 Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar,Jakarta; Rineka Cipta
Hopkins, David; 1993, Clasroom Action. Philadelphia: Open University
M. Nur. 1996. Pembelajaran Kooperatif , Surabaya : IKIP Surabaya
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompotensi : Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002
Nasution, Ilyas, 1984. Proses Pembelajaran, Bandung. PT.Remaja Rosdakarya
Poerwardarminta, 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Rokhmad, Ahmad. 1979. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta ; Gramedia Widiasarana Indonesia
Sudjana, Nana. 1985. Dasar-Dasar Penilaian Hasil Belajar. Jakarta, CV. Serajaya
------------------- 1999. Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung; PT.Remaja Rosdakarya
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta; Jakarta
Uzer, Usman, 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung. PT Remaja Rosdakarya
2001 Menjadi Guru Yang Profesional, Bandung. PT Remaja Roskarya,
Wartono, dkk.2004. Panduan pelatihan berbasis kompotensi. Jakarta.Depdikbud
Winkel W. S. 1996. Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia