Sunday, 20 January 2019


PEMBELAJARAN BERORIENTASI KETRAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HOTS)

1.    Apa itu sebenarnya Konsep Berpikir Tingkat Tinggi?
Menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggaris bawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi.
a.     Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
b.  Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.
c.       Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
d.   eterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian.
1.       Keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying),
2.       Keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Aspek ketrampilan berpikir tingkat tinggi itu di tandai dengan adanya :
a.       proses tranfer of knowledge
b.       creative atau critical thinking
c.       problem solving

2.  Desain Pembelajaran Berorientasi Ketrampilan Tingkat Tinggi
Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS, peran guru tidak banyak menerangkan, sebaliknya guru banyak melakukan stimulasi pertanyaan untuk mendorong memunculkanya pikiran-pikiran orsinil  peserta didik, pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup: 
Pertanyaan untuk memfokuskan perhatian atau kajian untuk diperdalam.
1.       Pertanyaan untuk mendorong peserta didik berpikir menemukan alasan atau mengambil posisi pendapat.
2.       Pertanyaan untuk mengklarifikasi suatu konsep dengan arah bisa merumuskan definisi yang jelas lewat memperbandingkan, menghubungkan dan mencari perbedaan atas  konsep-konsep yang ada.
3.       Pertanyaan untuk mendorong munculnya gagasan-gagasan yang kreatif dan alternative lewat imajinasi.
4.       Pertanyaan untuk mendorong peserta didik mencari data dan fakta pendukung serta bukti-bukti untuk mengambil keputusan atau posisi.
5.       Pertanyaan untuk mendorong peserta didik mengembangkan pikiran lebih jauh dan lebih mendalam, dengan mencoba mengaplikasikan sesuatu informasi pada berbagai kasus dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga memiliki lebih banyak argumentasi. 
6.       Pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasikan aturan atau teori yang lebih umum pada kasus yang tengah dikaji.

Secara umum pertanyaan ini dibagi atas 4 bagian yaitu :
1. Pertanyaan Inferensial.
Pertanyaan yang segera dijawab setelah peserta didik melakukan pengamatan maupun pengkajian atas bahan yang diberikan oleh guru. Bahan informasi tersebut bias berupa potret, gambar, tulisan singkat, sanjak, berita, dan sebagainya. Pertanyaan ini bertujuan mengungkap apa yang dilihat atau didapati dan apa yang difahami oleh peserta didik setelah mengamati atau membaca bahan yang disajikan oleh guru. Seperti:
·         Apa yang anda temukan ?
·         Apa yang anda ketahui dengan … Ini? 
·         Bagaimana pendapat anda? 
·         Adakah saudara menemukan kelebihan atau kelemahan apa yang anda baca?
·         Bagaimana sikap anda dengan makna yang saudara peroleh …
                Pertanyaan inferensial ini mencakup pula pertanyaan:
·         Membangkitkan perhatian atau minat, contohnya, Siapakah orang paling hebat  di Indonsia? Bagaimana proses kehidupannya?
·         Diagnose atau checking, contohnya, Apa yang Anda ketahui dengan  korupsi?
·         Mengingat spesifik informasi dari suatu peristiwa, contohnya, Kapan terjadi tsunami di aceh? Berapa kurban nyawa akibat gempa tersebut?
·         Manajerial, contohnya, Bagaimana cara menegakan disiplin di sekolah?
2. Pertanyaan pertanyaan interpretasi. 
Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap, atau tidak ada dalam bahan yang disajikan oleh guru, dan para  peserta didik mesti bisa memberikan makna. Pertanyaan ini ditujukan agar para peserta didik bisa memberikan makna suatu konswensi dari suatu gejala atau sebab yang ada. Seperti,
·      Mengapa saudara memiliki pendapat itu?,
·      Apa penyebab kegagalan dari upaya untuk ...?
·      Apa penyebab banjir besar hang   terjadi di …?
Pertanyaan interptretasi mencakup pula, 
§  Mendorong proses berpikir, contohnya, Apa yang saudara ketahui dengan vandalisme? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
·      Struktur dan mengarahkan learning, contohnya, Ada beberapa bentuk  korupsi: terpaksa,  tamak, dan dirancang secara berjamaah? Bentuk mana yang paling berbahaya?
·      Membangkitkan sikap emosi, contohnya, Bagaimana seandainya saudara menjadi orang miskin yang ditolak berobat di rumah sakit, karena tidak mampu membayar?
·      Mendalami masalah, contohnya, Apa kesimpulan sauadara setelah melihat film tersebut? Bagaimana dengan karakter pemainnya?
·      Interpretasi, apa akibat yang terjadi, contohnya, Setelah membaca trilogi Andra Herata, kira-kira apa novel keempat?
3. Pertanyaan pertanyaan transfer. 
Apabila dua macam pertanyaan sebelumnya merupakan upaya untuk mendalami masalah atau hakekat sesuatu, pertanyaan transfer merupakan upaya untuk memperluas wawasan atau bersifat horizontal. Seperti:
·      Apakah perbedaan teori … dengan teori …?
·      Bisakah saudara menjelaskan lebih detail jawaban saudara?
·      Apabila didetailkan ada berapa macam gagasan saudara ini?
·      Bagaimana, apabila jawaban saudara dipisah antara yang negatif dan positif? 
Pertanyaan transfer  mencakup pula, mengaplikasikan ilmu pada kasus yang lain.
·      Bagaimana kalau teori ini diterapkan pada kasus …?
·      Apakah mungkin apabila  hal tsb dilaksanakan di …?
·      Adakah kemungkinan lain dari upaya untuk …?
4. Pertanyaan pertanyaan hipotetik (Pertanyaan tentang hipotesis, generalisasi, dan kesimpulan). 
Pertanyaan hipotesis memiliki arah untuk mendorong peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi. Sudah barang tentu hipotesis dan kesimpulan ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau informasi yang telah dimiliki dan/atau data yang sengaja telah diperoleh karena untuk mengkaji permasalahan tersebut  lebih jauh. Seperti, 
·           Apa yang terjadi manakala cuaca panas dingin berubah cepat silih berganti?  
·           Bagaimana hasilnya kalua orang tidur diatas banyak paku dan bagaimana pula kalau tidur diatas  dua atau tiga paku?   
·           Bagaimana seandainya, kebijakan kendaraan genap ganjil yang dijalankan di Jakarta dilaksanakan di kota saudara.Adaah yang perlu direvisi atau dikembangkan?   Bagaimanakah kalau suporter yang melakukan kekerasan kesebelasannya dibekukan dilarang bertanding?
·           Pertanyaan Hipotetik mencakup pula,  Pertanyaan  mempertanyakan sebab akibat, contohnya, apa yang akan terjadi apabila minyak bumi habis?
Pertanyaan reflektif, mempertanyakan kebenaran,
contohnya,
·           bagaimana saudara tahu kalau yang disajikan di tayangan infonet itu benar?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proeses pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
1.       Memberikan penjelasan singkat.
2.       Biasakan memberikan jawaban atas pertanyaan peserta didik dengan pertanyaan yang mendorong peserta didik untuk berpikir. 
3.       Setiap satuan pembelajaran diawali dengan masalah di akhiri dengan rumusan pemecahan masalah.
4.       Membawa para peserta didik pada realitas yang ada di masyarakat.
5.       Mendorong para peserta didik untuk mengungkap pengetahuan yang telah dikuasai yang penting untuk memecahkan masalah yang dihadapi saat ini.
6.       Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menemukan permasalahan secara mandiri.
7.       Memberikan kesempatan para peserta didik untuk merumuskan permasalahan.
8.       Mendorong para peserta didik melihat permasalahan dari bebagai aspek.
9.       Memberikan kesempatan para peserta didik untuk menganalisis informasi dan data yang telah dimiliki.
10.   Mendorong para peserta didik untuk mencari informasi dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
11.   Mendorong para peserta didik mengembangkan berbagai alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi.
12.   Mendorong para peserta didik untuk mengevaluasi berbagai alternatif dan menentukan alternatif yang tebaik.
13.   Memberikan kesempatan para peserta didik untuk merumuskan solusi.
14.   Mendorong para peserta didik untuk menyusun MIND MAPPING (sistematika pengetahuan dalam otaknya dalam gambar, diagram, simbol, persamaan)  dari apa yang baru saja dipelajari.
Guru senantiasa membina komunikasi yang efektif agar para peserta didik bisa melaksanakan perannya dalam pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterlibatan guru dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting dalam menghasilkan peserta didik pintar.
 Peran guru dalam proses pembelajaran adalah :
1. Mempersiapkan Pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
a.         Guru merencanakan cara-cara agar setiap peserta didik aktif partisipatif dalam pembelajaran.
b.         Menyusun skenario  pelaksanaan inquiry dengan mempersiapkan  pokok bahasan yang akan dikaji .
c.         Mempersiapkan  bahan-bahan bahan materi yang diperlukan  dalam investiogasi dan diskusi
d.         Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan  untuk mendalami diskusi dan mengembangkan critical thinking
e.         Mencari dan mempersiapkan bahan untuk menstimulir pemikiran peserta didik  mengawali pembelajaran 
f.          Memiliki ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku kebiasaan  serta pola pikir yang diperlukan dalam pembelajaran  HOTS.
g.         Menguasai tehnik  dan merencanakan cara cara untuk mendorong peserta didik berpartisipasi dan memiliki tanggung jawab dalam pembelajaran.
h.         Memastikan pembelajaran fokus pada tujuan yang akan dicapai. 
i.           Antisipasi antisipasi munculnya pertanyaan dan saran yang tidak diduga atau diharapkan. 
j.           Mempersiapkan lingkungan kelas dengan perlatan, bahan-bahan, dan sumber sumber yang diperlukan guna belangsungnya pembelajaran
2. Memfasilitasi Kegiatan Pembelajaran, antara lain:
a.       Mempersiapkan kerangka pembelajaran dalam bentuk catatan harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan. Juga dirumuskan penekanan kompetensi yang dikembangkan dan model serta pengembangan kebiasaan perilaku dan pola pikir peserta didik.
b.         Menciptakan suasana kelas yan bebas, nyaman  dan mnyenangkan untuk aktivitas berpikir
c.         Memberikan pedoman  sesuai dengan bahan  atau pokok yang akan dikaji
d.         Memahami bahwa mengajar merupakan bagian kesatuan dalam proses pembelajaran. 
e.         Mengajukan pertanyaan pertanyaan untuk mendorong  berpikir  mulai pertanyaan inferensial, peranyaan interpretatif, pertanyaan transfer dan pertanyaan  hipotetik, sebagai sarana mengantarkan peserta didik dalam proses pembelajarn.
f.          Menghargai dan mendorong munculnya tanggapan dan manakala tanggapan  kurang tepat atau adalah kesalahan konsep,  guru membawa peserta didik melakukan eksplorasi  secara efektif  untuk menemukan mengapa terjadi kesalahan konsepsi dan menemukan konsep yang benar. Dengan demikian peserta didik akan memiliki cara cara untuk melakuakn sesuatu lebih benar. 
g.         Menghilangkan hambatan pembelajaran dan apa bila diperlukan memberikan petunjuk kepada peserta didik.
h.         Melakukan asesmen perkembangan peserta didik dan memberikan fasilitas dalam pembelajaran.
i.           Mengkontrol kelas  meski secara tidak langsung
j.           Memonitor  kegiatan peserta didik .


Tuesday, 15 January 2019

Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor terbaru


Kata kerja yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan ranah kognitif Bloom adalah sebagai berikut.

Kata Kerja Ranah Afektif.

Kata Kerja Ranah Psikomotor



Monday, 14 January 2019


In House Training Penyusunan Perangkat KBM Semester Genap Tahun 2018 – 2019 dan Penyusunan Soal USBN
SMK NEGERI 1 MOOTILANGO
8 s.d 11 Januari 2019
Mengawali semester genap tahun pelajaran 2018- 2019, SMK Negeri 1 Mootilango melaksanakan kegiatan In-House Training yang di laksanakan tanggal 8 s.d 11 Januari 2018. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga provinsi Gorontalo yang di wakili oleh Pengawas Bina sekolah Bapak Drs. Amir Bin Saleh. Dalam sambutannya beliau menyampaikan kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Pendidikan di Provinsi Gorontalo. Beliau juga mengharapkan kepada seluruh guru, yang menjadi peserta IHT untuk memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam menyiapkan perangkat pembelajaran semester genap tahun 2018-2019 dan dalam menyusun soal-soal USBN. Sebagai narasumber saya diberikan keempatan untuk memfasilitasi guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun soal-soal USBN.
Kegiatan hari pertama dimulai dengan diskusi dan sharing informasi terkait dengan strategi penyusunan perangkat pembelajaran, fokus pada administrasi yang harus disiapkan guru yaitu :
1.     Kalender Pendidikan
2.     Program tahunan
3.     Program semester
4.     Silabus
5.     RPP
6.     Perangkat Penilaian
Target yang diharapkan dalam IHT ini adalah tersusunnya perangkat pembelajaran semester genap tahun 2018 – 2019, meskipun hanya terdiri dari 1 pasang KD (1 RPP). Sebagian besar guru mengalami kesulitan dalam menurunkan KD menjadi indikator.
Dengan cara terbaru yang digunakan, yang diawali dengan menentukan target KD kemudian menentukan indikator kunci, indikator pendukung dan indikator pengayaan, semua guru terbantu dalam menentukan indikator pencapaian kompetensi untuk KD.
Masalah lain juga adalah pengembangan perangkat penilaian, mulai dari penyusunan kisi-kisi soal, penyusunan soal. Dalam kesempatan ini di bahas juga kaidah-kaidah penyusunan soal pilihan ganda, soal uraian dan aturan-aturan tambahan lainnya.
Di sela-sela kegiatan, saya juga beroleh kesempatan untuk melihat langsung usaha produktif dari satu program keahlian di SMK ini yaitu Program Ternak Unggas, yang memiliki usaha ayam petelur produktif sebanyak 500 ekor, dan 500 ekor lagi ayam remaja yang beberapa bulan lagi akan produktif.
Kandang ayam petelur
            Untuk program keahlian ruminansia, sekolah ini juga memiliki 5 ekor sapi yang sementara dikembangkan.
            Di hari ketiga, fokus pada penyusunan soal USBN, kegiatan ini diawali dengan penguatan tentang kaidah penyusunan soal dan dilanjutkan dengan penyusunan soal USBN yang di pandu langsung ileh Wakil kepala sekolah urusan kurikulum, ibu Suriaty Baderan, M.Pd dan ketua Tim Pengembang Kurikulum Sekolah Bapak Tahir R. Yandji, M.Pd. (SR)